Body Shaming; Kau dan Aku Tidak Akan Melakukannya.
August 20, 2018
Tulisan kali ini adalah tulisan temen
gue namanya Dewi Sartika, yang sengaja gue mintain tolong untuk nulis tentang
salah satu issue yang lagi banyak
menyita perhatian warganet. Buat gue pribadi, ini menunjukkan klo sudah banyak
orang yang lebih aware sama hal-hal
yang tadinya dianggap sepele atau klo kita angkat jadi topik yang serius,
justru kita lah yang dibilang baperan, berlebihan atau lebay.
Kenapa gue minta tolong Dewi buat yang
nulis issue ini ?
To be honest karena
gue sudah kenal dia dari jaman sekolah dan pernah satu kelas, gue liat gimana
dia yang dari umur belasan public
speaking-nya sudah bagus dan juga kritis.
Jadi gue berharap apa yang Dewi
tulis dan apa yang ingin kita sampaikan melalui tulisan ini bisa sampai ke
kalian yang membaca.
***
“Udah lama ga ketemu, makin gede aja
lu"
“Gila lu abis ngelahirin masih aja
gede"
“Lo lagi hamil naik berapa kilo? Berisi
banget"
“Kok makin kurus sih? Penyakitan ya?”
“Ko muka nya keliatan tua gitu ya?”
“Parah ini lengan apa paha? Gede
banget!”
Pernah ga ditanya kaya gini? Atau justru
kita yang sering bertanya seperti ini?
Percayalah. Ucapan di atas bukan hal
yang pantas diucapkan sebagai pembuka obrolan atau sekedar mencari bahan
omongan.
Kenapa? Kan Cuma bercanda doang. Nope. Bercanda itu seharusnya membuat ke
dua belah pihak tertawa, bukan hanya salah satunya.
Karena saat kamu melontarkan omongan
tersebut, kamu sedang merendahkan orang lain karena fisiknya. Kamu sedang
mempermalukan seseorang berdasarkan penampilan mereka.
“inappropriate,
negative statements and attitudes toward another person’s weight or
size.” Ini adalah definisi body shaming yang gue dapatkan dari
bodyshaming.org.
And guess what ? Body shaming termasuk sebagai salah satu
bentuk dari bullying dan bentuk
pelecehan terhadap seseorang. Jangan bersembunyi dibalik topeng “hanya
bercanda” jika sudah merasa berhak mengomentari bahkan mendikte kekurangan
fisik seseorang.
Lalu
timbul pertanyaan, darimana asal mula body
shaming ini? Kenapa bisa menjadi banyak dibicarakan? Apa efek dari body shaming?
Kalau kita
menarik benang kusut ini. Mungkin akan kita dapati bahwa penyebab dari body shaming adalah penyamarataan
terhadap definisi cantik seseorang.
Mayoritas
masyarakat memandang bahwa mereka yang berhak disebut cantik adalah
wanita-wanita yang memiliki kaki jenjang, kulit putih bak susu, lengan kecil,
perut rata, pipi tirus, betis kurus, tinggi semampai, badan aduhai.
If you are not like that. They will push you. They will call
you a pig, a bull. They will send you hate comments. Tell you are not beautiful
and make you feel worst with your body or appearance.
Mereka
merasa berhak untuk mendikte bahwa kamu harusnya seperti ini dan ini. Harus
begitu. Bukan begini. Mereka seperti tidak ada capeknya untuk mengomentari
hidup dan tubuh orang lain.
Seakan hidup ini hanya soal penampilan semata.
Dan saat semua omongan orang
masuk ke dalam pikiran dan hati, maka akan muncul lah rasa ga pede bahkan
merasa ga bersyukur dengan diri sendiri. Selalu ngerasa ga cantik dan ga pernah
puas.
Maka mulailah kita mencoba
untuk diet ketat. Mulai dari diet OCD, no
carbo, no salt, lalu nge gym
abis-abisan. Sampai minum obat peninggi badan dan pakai krim pemutih kulit. For what? Karena kita mulai termakan
omongan bahwa wanita haruslah cantik dan seksi.
Oh tunggu. Ada lagi penyebab
lainnya. Di zaman serba canggih seperti sekarang ini. Di mana kita bisa melihat
bahwa para artis memiliki tubuh yang indah dan wajah rupawan. Lalu kita mulai
membanding-bandingkan tubuh kita dengan mereka. Lalu berusaha berubah menjadi
seperti mereka. Dan akhirnya kita kehilangan jati diri kita sebenarnya.
Body shaming has become a serious issue in our society. Karena efek dari body
shaming ini sungguh berbahaya. Mulai dari membuat seseorang mengalami
penurunan bahkan kehilangan kepercayaan diri, ga berani tampil di publik, menyiksa
diri untuk ga makan atau memuntahkan makanan hingga menderita anorexia nervosa sampai menyebabkan
kematian karena stress dan depresi mendalam.
See? Yang kamu bilang becandaan itu bisa menjadi
belati tajam yang menghunus jantung seseorang. Yang kamu sebut sebagai basa-basi
bisa menjadi tombak yang menusuk dada seseorang.
Sebab
kita hidup di Era Milenial , zaman di mana kebanyakan orang hanya menilai
sesuatu dari luar saja. Lebih mementingkan penampilan daripada kualitas. Hal
ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Yang ganteng biasanya lebih gampang
dapat teman, pekerjaan bahkan pasangan. Begitu pula yang cantik.
Bahkan jika
kamu hanya bertampang pas-pasan atau dibawah standart cantik masyarakat mungkin kamu akan kesulitan untuk
mendapatkan hal-hal itu. Inilah yang menjadikan praktek operasi plastik sangat
berkembang. Kenapa orang-orang rela untuk merasakan sakit luar biasa dan
menghabiskan uang puluhan juta demi sebuah wajah cantik?
Yup.
Salah satunya akibat body shaming. Kebayang
kan sekarang bagaimana efek body shaming merembet sampai praktek operasi
plastik? Karena ketidaksanggupan seseorang menanggung predikat jelek oleh
masyarakat membuat mereka rela untuk melakukan operasi plastik .
Lalu
bagaimana untuk survive di tengah
jahatnya komentar netizen? Kuncinya adalah accept
and trust yourself. Ini adalah dua hal yang menurut gue menjadi hal penting
untuk dimiliki setiap wanita maupun lelaki.
Accept yourself. Terima diri kamu sendiri. Meyakini bahwa
bentuk, warna, ukuran yang ada pada diri kamu adalah yang terbaik untuk kamu. Ini
adalah versi terbaik kamu.
If you are fat. Its okay as long as you are
healthy. If you are skinny. It's okay. Nothing is wrong with you. If you are short.
That's fine. If your cheeks are chubby. That's cute. If your skin tone is dark.
That's fine. Dark is beautiful. You are beautiful as long as you love yourself.
Trust yourself.
Percaya sama diri kamu sendiri. Percaya bahwa
menjadi cantik tidak harus mengikuti standart pada umumnya. Percaya bahwa
cantik versi kamu adalah diri kamu sekarang ini. Tidak perlu malu atau minder
dengan betis besar atau perut buncit. Percaya bahwa yang membuat kamu sesungguhnya
cantik adalah kebaikan, potensi, semangat dan aura positive yang selalu
terpancar dari dalam diri kamu.
Karena standart cantik akan berubah dan
meninggi. Mengejar standart atau pengakuan untuk dianggap cantik hanya membuat
kita semakin lelah dan memudarkan diri kita yang sebenarnya.
Berjanjilah,
kamu akan selalu merasa cantik bukan menurut penilaian orang lain. Tapi karena
kamu memang berhak merasa cantik.
Dan
berjanjilah, kamu dan aku tidak akan melakukan body shaming kapanpun dan kepada siapapun.
Dewi
sartika
***
Untuk
kalian yang ingin lebih kenal atau ingin membaca tulisan Dewi Sartika yang lainnya, ini gue
cantumin link nya ya.
Instagram : xailuminous
Blog :
https://thegoedheid.wordpress.com/
0 Comments