Aku mendongeng II
September 18, 2018
Aku tidak habis pikir, apa yang
sebenarnya dia lakukan di sini. Tiba-tiba saja datang ke rumah ini.
"Kamu tunggu di sini saja." Aku melanjutkan
langkahku ke kamar, untuk mengambil sesuatu yang dia cari.
"Oke."
"Ini proposalnya, lain kali jangan datang
tiba-tiba."
"Bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau aku bisa
mengambil proposal ini kapanpun aku mau?" Suara beratnya terdengar
mengintimidasi.
"Kamu tau dari mana aku sudah tiba di kota ini?"
Aku mencoba mengubah topik pembicaraan.
"Baiklah yang aku inginkan sudah ada, aku
pulang."
Belum sempat aku menjawabnya, dia sudah beringsut pergi
meninggalkan aku sendirian. Mematung.
Tik tik tik tik.. Suara jam dinding
terdengar dikeheningan, bersaut-sautan dengan suara jangkrik. Kini pukul 11
malam, aku terbangun, setelah jatuh terlelap. Kelelahan mengangis.
Terdengar pintu diketuk dari luar, Bibi Lilian mengantarkan
makanan dan segelas susu.
"Nana makan dulu, sejak tiba di kota ini kamu belum
makan sesuap nasipun." Bibi Lilian tersenyum, senyum yang sama seperti
belasan tahun silam. Meskipun kini raganya semakin menua, dengan senyum itu,
siapapun pasti tidak bisa menolaknya.
"Iya Bi, Nana pasti makan. Masakan Bibi itu paling
enak sedunia." Jawabku sumringah, agar Bibi tidak tahu, aku baru saja
menangis beberapa jam yang lalu.
"Nah ini baru Nana!" Bibi menatapku dengan
pandangan kasih sayang, layaknya seorang Ibu yang sudah lama tidak bertemu
dengan putrinya.
Bibi Lilian, pergi meninggalkan kamar. Memberi ruang untukku.
Dia selalu paling mengerti apa yang aku butuhkan.
Sinar matahari masuk melalui
celah-celah jendela, menandakan pagi sudah datang. Aku sudah terbangun lagi. Ya
aku baru bisa tertidur kembali jam 3 pagi dini hari.
Aku bergegas menuju kamar mandi, menyalakan keran air
panas. Tidak sabar.
Sinar matahari yang menerobos masuk, berendam di air
hangat, melihat ke sekitar berjejer pohon pinus dengan oksigen yang bisa
dihirup tanpa batas.
"Ah senangnya, me time bisa dilakukan dengan cara
sesederhana ini." Aku meraih remote, musik kesukaanku mengalun di udara.
Benar-benar kebahagaiaan yang tidak bisa didapatkan kalau
bukan di sini.
Hari ini aku hanya berencana berkeliling mengayuh sepeda.
Menikmati alam di tempat yang sudah lama ku tinggalkan.
Pict from Webtoon Spirit Finger |
0 Comments