2020 it's hard for everyone; Apa sih Coronavirus itu?
April 20, 2020
Haiii Gess, Apa kabar?
Semoga selalu dalam keadaan baik dimanapun kalian berada ya. Karena udah lama
nggak nulis blog, gue antusias untuk mengikuti BPN 30 DAY RAMADAN yang diadakan
oleh Blogger Perempuan, ini pertama kali gue ikutan challangenya, doakan semoga konsisten ya, hehehe. Anyway.. Tahun 2020 ini sepertinya jadi
tahun paling berat bagi semua makhluk bumi ya. Mungkin nantinya banyak orang
yang nggak akan pernah lupa sama apa yang terjadi di tahun ini, karena ada
banyak orang yang tiba-tiba kehilangan mata pencahariannya, kehidupannya
berubah total – harus stay di rumah
dengan perasaan was-was padahal biasanya bisa keluar rumah dengan tenang, belum
lagi orang-orang yang harus berjuang di luar sana dan meninggalkan keluarganya, terlebih tenaga medis yang menjadi garda terdepan ataupun pasien itu sendiri.
Apalagi penyebabnya kalau
bukan makluk kecil ciptaan Tuhan lainnya yang berukuran kecil tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang tapi amat berbahaya kalau masuk ke tubuh manusia
ataupun hewan. Covid-19 atau sering disebut dengan Coronavirus. Apa sih sebenarnya
Coronavirus?
Coronavirus merupakan
keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada
manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu
biasa sampai penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Berita buruknya Coronavirus ini adalah virus jenis baru yang ditemukan
pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember
2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).
Pict: Coronavirus Sumber: Wikipedia |
Coronavirus disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar Coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003 tapi berbeda jenisnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun presentase kematian akibat SARS 9,6% lebih tinggi dari dibanding Coronavirus yaitu kurang dari 5%, walapun jumlah kasus Coronavirus lebih banyak dibanding SARS, Coronavirus juga memiliki penyebaran jauh lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.
Karena Virus ini
tergolong jenis baru, maka sampai sekarang belum ditemukan obatnya, itulah yang
menjadi momok menakutkan bagi banyak orang di seluruh dunia, awalnya kita hanya
meremehkan lama kelamaan karena melihat sendiri bagaimana tersiksanya
orang-orang yang terlebih dahulu terserang Coronavirus beberapa dari kita ada
yang aware, ada yang masih bodo amat
dan merasa kebal dengan si virus katanya “Kalau belum waktunya ya enggak akan
mati,” ada juga yang aware tapi
saking awarenya jadi panic buying
Panic Buying atau Pembelian karena panik—atau "penimbunan berdasarkan rasa takut"—adalah tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi suatu bencana, setelah bencana terjadi, atau untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan harga.
Panic
buying, anxiety
karena kita overthinking dengan
seringnya melihat berita di luar sana semakin meningkatnya angka presentase
kematian dibanding yang sembuh, tanpa keinginan mencari tahu sebenarnya apa aja
sih gejala dari Coronavirus, apa yang membedakan terkena flu biasa atau
corona? Atau hal-hal apa aja yang harus dilakukan secara tepat dan nggak
berlebihan untuk mencegah tertular Coronavirus? Karena dari efek panic buying tadi banyak orang yang
hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri, dengan berbondong-bondong membeli
sebanyak mungkin hand sanitizer,
masker, bahkan ada yang menggunakan hand
gloves yang biasa dipakai tenaga medis, baju hazmat untuk belanja ke pasar.
Sedangkan angka presentase yang meningkat itu bukan hanya sekadar angka tapi
manusia, dengan kita membabi buta melakukan panic
buying tanpa kita sadari kita menjadi pribadi yang semakin egois dan
menyulitkan orang-orang yang lebih membutuhkan Alat Perlindungan Diri (APD).
Belum lagi tips-tips atau informasi asal dari seorang influencer masa kini, bagi yang kurang mau mencari tau kebenaran
dari tips-tips atau info yang beliau berikan bisa semakin menimbulkan salah
kaprah.
Jadi yang harus kita
lakukan untuk meminimalisir hal tesebut di atas, pahami dulu gejala dan cara
pencegahannya.
Gejala
yang umum ditunjukan bila terkena Coronavirus adalah demam ≥38°C, batuk kering,
dan sesak nafas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala
tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit Coronavirus, atau
pernah kontak dengan penderita Corona, maka orang tersebut akan dilakukan
pemeriksaan laboraturium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Penularan
utama
dari penyakit ini melalui tetesan kecil (droplet)
yang dikeluarkan seseorang pada saat batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai kalau
resiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala Corona sama sekali sangat
kecil kemungkinannya. Tetapi, banyak orang yang teridentifikasi Corona hanya
mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, tidak mengeluh sakit, yang
mungkin terjadi di awal tahap penyakit. Oleh karena itu pemerintah menyarankan
untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
"Pertama, tentunya kita harus menggunakan waktu, waktu inkubasi
terpanjang adalah 14 hari. Artinya, isolasi mandiri harus melewati 14
hari," kata jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto,
dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube BNPB, Senin (6/4/2020).
Beliau juga menambahkan "Keberhasilan satu, manakala dia tanpa keluhan
maka sampai hari terakhir dia masih tetap sehat tanpa keluhan vitalitasnya
bagus. Kalau yang awalnya ada panas, demam, batuk, sembuh. Kalau ada keluhan
disertai sesak dsb dengan kalau dengan kondisi isolasi mandiri, isolasi mandiri
tentunya diawasi petugas sampai hari terakhir, itu sudah tidak ada keluhan
berarti berhasil dalam konteks isolasi mandiri," ujarnya.
Beresiko, siapa saja orang-orang yang beresiko tertular? Mereka yang tinggal atau
bepergian di daerah yang sudah banyak terjangkit Coronavirus, sangat mungkin
mereka beresiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah orang-orang yang
dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan dari negara
terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau
tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi
COVID-19. Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19
berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan
prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.
Rentan, Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini
(COVID-19). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung, atau
tekanan darah tinggi) tampaknya lebih rentan untuk menderita sakit parah.
Corona atau Flu biasa? Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan
mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan
pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga
kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis
yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk
mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang yang
menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat direkomendasikan untuk segera
mencari pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah
melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul
gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang
sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.
Cara Mencegah, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya
virus ini adalah:
Menjaga kesehatan dan
kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas/kekebalan tubuh
meningkat. Mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau handrub
berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang
mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga me rupakan salah satu tindakan
yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan.
Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
- Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
- Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
- Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
- Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
- Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.
- Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
- Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas.
- Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.
- Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari penularan dan penyebaran penyakit ini?
Do’s and Don’ts :
Do’s
- Jauhi tempat keramaian
- Persiapan Obat dan Disinfektan secukupnya
- Mencuci tangan dengan sabun cuci tangan selama 20 detik
- Tutup hidung saat batuk atau bersin
- Perbanyak minum air putih dan makanan bergizi
- Hubungi tenaga medis segera bila ada tanda-tanda gejala terkena Corona
- Memakai masker
Don’ts
- Panik
- Memakai hand gloves untuk tenaga medis dan baju hazmat
- Menyentuh wajah terutama mata, hidung dan mulut
- Menggunakan masker sekali pakai berulang kali
- Bepergian keluar rumah untuk keperluan yang tidak urgent
- Bepergian keluar rumah saat sakit
Sekian, untuk info-info
lainnya kita bisa cari tau lebih lanjut dari sumber resmi seperti WHO dan covid19.go.id, stay safe dan stay waras ya everyone! :)
Referensi
infeksiemerging.kemkes
news.detik.com
halodoc.com
0 Comments